
Jakarta, – Facebook kabarnya memecat 52 orang karyawannya akibat memata-matai pengguna. Kejadian ini terjadi antara tahun 2014 hingga 2015.
Kabar ini berasal dari sebuah buku An Ugly Truth: Inside Facebook’s Battle for Domination oleh wartawan Sheera Frenkel dan Cecilia Kang, dikutip dari BGR, Jumat (15/7/2021).
Salah satu cerita dari laporan itu adalah seorang insinyur yang sedang berlibur di Eropa dengan seorang wanita. Setelah wanita itu meninggalkannya dari hotel akibat bertengkar, karyawan tersebut melakukan akses data lokasi untuk melacak wanita tersebut di hotel lain.
Contoh lain adalah seorang wanita yang berhenti menganggap pesan setelah kencan dengan seorang insinyur Facebook.
Dia pun memata-matai wanita itu, insinyur ini memiliki akses ke percakapan pribadi “selama bertahun-tahun dengan teman-teman wanita itu lewat Facebook Messenger, acara yang didatangi, unggahan foto termasuk yang telah dihapus dan postingan komentar atau yang diklik.
Bahkan dia bisa mengecek lokasinya secara real time, karena wanita tersebut memiliki aplikasi Facebook dalam ponselnya.
Dalam laporan, Kepala Petugas Keamanan Facebook, Alex Stamos telah melaporkan kejadian ini pada Mark Zuckerberg di bulan September 2015. Stamos memberi tahu bosnya jika karyawan memata-matai pengguna hampir setiap bulan.
Saat itu, ada lebih dari 16 ribu karyawan yang memiliki akses pada data pengguna. Stamos juga memberikan sejumlah rekomendasi, mulai dari memperketat akses hingga mewajibkan karyawan melakukan permintaan resmi untuk mengakses data.
Facebook juga telah menanggapi isi buku itu. Juru Bicara Facebook pada Insider mengatakan pihaknya tidak menoleransi penyalahgunaan serta memastikan telah memecat setiap karyawan yang ditemukan mengakses data secara tidak benar.
Dia juga menambahkan sejak 2015 Facebook melakukan perkuatan di internal perusahaan. Termasuk juga mengurangi kebutuhan para insinyur nya untuk mengakses sejumlah data saat bekerja.
“Sejak 2015, kami terus memperkuat pelatihan karyawan, deteksi penyalahgunaan dan protokol pencegahan. Kami juga terus mengurangi kebutuhan insinyur untuk mengakses beberapa jenis data saat mereka bekerja untuk membangun dan mendukung layanan kami,” jelasnya.
Sumber: CNBC Indonesia
Eksplorasi konten lain dari Sibayak News
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.