Kapolri Ajak Jadi Duta, Sukatani Justru Menolak Mentah Mentah Jadi Band Duta Polisi
Sibayaknews.com-Band post-punk Sukatani menolak tawaran Kapolri untuk menjadi Duta Polisi setelah mengalami dugaan intimidasi. Apa alasan mereka? Simak selengkapnya di sini!
Band post-punk asal Purbalingga, Sukatani, dengan tegas menolak tawaran Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk menjadi Duta Polisi. Keputusan ini diambil setelah kasus dugaan intimidasi terhadap mereka mencuat ke publik, terutama terkait dengan lagu mereka yang berjudul “Bayar Bayar Bayar”.
Sebelumnya, Sukatani merilis lagu “Bayar Bayar Bayar”, yang secara gamblang mengkritik praktik korupsi dan pungutan liar di tubuh kepolisian. Lagu ini mendapat perhatian luas dari masyarakat, tetapi tiba-tiba ditarik dari Spotify tanpa alasan yang jelas. Tak hanya itu, band ini juga diduga mengalami tekanan hingga akhirnya mengunggah pernyataan maaf. Kejadian ini memicu reaksi publik yang mempertanyakan kebebasan berekspresi di Indonesia, khususnya dalam dunia musik.
Di tengah kontroversi ini, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo justru menawarkan Sukatani peran sebagai Duta Polisi. Ia menyebut bahwa jika band tersebut berkenan, mereka bisa menjadi juri atau duta Polri untuk terus menyampaikan kritik demi perbaikan institusi, serta sebagai bentuk evaluasi terhadap oknum yang menyimpang. Pernyataan ini disampaikan kepada wartawan pada Minggu, 23 Februari 2025.
Namun, alih-alih menerima tawaran tersebut, Sukatani justru memilih untuk menolaknya mentah-mentah. Mereka menilai ajakan ini bertolak belakang dengan perlakuan yang mereka terima sebelumnya. Sikap tegas Sukatani ini pun menuai berbagai reaksi dari publik. Banyak yang mendukung keputusan mereka, menganggapnya sebagai bentuk konsistensi terhadap sikap kritis mereka terhadap aparat. Namun, ada pula yang mempertanyakan apakah langkah ini justru menutup peluang untuk membawa perubahan dari dalam.
Menanggapi polemik ini, Jenderal Listyo Sigit kembali menegaskan bahwa Polri tidak anti-kritik. Ia mengklaim bahwa kepolisian semakin terbuka terhadap masukan dan evaluasi untuk memperbaiki institusi. Namun, dengan adanya kasus penghapusan lagu dan dugaan intimidasi terhadap Sukatani, banyak yang mempertanyakan sejauh mana komitmen Polri dalam menerima kritik secara terbuka.
dtk/suara
Eksplorasi konten lain dari Sibayaknews.com
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now